Nama : haris isdianto
Kelas : 1kb07
Npm : 23112325
TUGAS B.A.B 6
PELAPISAN SOSIAL DAN PERSAMAAN DERAJAT (JELASKAN SISTEM
PELAPISAN SOSIAL / KASTA DI BALI)
Pengertian
Pelapisan Sosial
Kata stratification berasal dari kata stratum, jamaknya strata yang berarti lapisan. Menurut Pitirim A. Sorokin, pelapisan sosial adalah pembedaan penduduk atau masyarakat ke dalam kelas-kelas secara bertingkat atau hierarkis. Hal tersebut dapat kita ketahui adanya kelas-kelas tinggi dan kelas-kelasyang lebih rendah dalam masyarakat.
Menurut P.J. Bouman, pelapisan sosial adalah golongan manusia yang ditandai dengan suatu cara hidup dalam kesadaran akan beberapa hak istimewa tertentu.Oleh karena itu, mereka menuntut gengsi kemasyarakatan. Hal tersebut dapat dilihat dalam kehidupan anggota masyarakatyang berada di kelas tinggi. Seseorang yang berada di kelas tinggi mempunyai hak-hak istimewa dibanding yang berada di kelas rendah.
Pelapisan sosial merupakan gejala yang bersifat universal. Kapan pun dan di dalam masyarakat mana pun, pelapisan sosial selalu ada. Selo Soemardjan dan Soelaiman Soemardi menyebut bahwa selama dalam masyarakat ada sesuatuyang dihargai, maka dengan sendirinya pelapisan sosial terjadi. Sesuatu yang dihargai dalam masyarakat bisa berupa harta kekayaan, ilmu pengetahuan, atau kekuasaan.
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa pelapisan sosial adalah pembedaan antar warga dalam masyarakat ke dalam kelas-kelas sosial secara bertingkat. Wujudnya adalah terdapat lapisan-lapisan di dalam masyarakat diantaranya ada kelas sosial tinggi, sedang dan rendah.
Pelapisan sosial merupakan perbedaan tinggi dan rendahnya kedudukan atau posisi seseorang dalam kelompoknya, bila dibandingkan dengan posisi seseorang maupun kelompok lainnya. Dasar tinggi dan rendahnya lapisan sosial seseorang itu disebabkan oleh bermacam-macam perbedaan, seperti kekayaan di bidang ekonomi, nilai-nilai sosial, serta kekuasaan dan wewenang
Kata stratification berasal dari kata stratum, jamaknya strata yang berarti lapisan. Menurut Pitirim A. Sorokin, pelapisan sosial adalah pembedaan penduduk atau masyarakat ke dalam kelas-kelas secara bertingkat atau hierarkis. Hal tersebut dapat kita ketahui adanya kelas-kelas tinggi dan kelas-kelasyang lebih rendah dalam masyarakat.
Menurut P.J. Bouman, pelapisan sosial adalah golongan manusia yang ditandai dengan suatu cara hidup dalam kesadaran akan beberapa hak istimewa tertentu.Oleh karena itu, mereka menuntut gengsi kemasyarakatan. Hal tersebut dapat dilihat dalam kehidupan anggota masyarakatyang berada di kelas tinggi. Seseorang yang berada di kelas tinggi mempunyai hak-hak istimewa dibanding yang berada di kelas rendah.
Pelapisan sosial merupakan gejala yang bersifat universal. Kapan pun dan di dalam masyarakat mana pun, pelapisan sosial selalu ada. Selo Soemardjan dan Soelaiman Soemardi menyebut bahwa selama dalam masyarakat ada sesuatuyang dihargai, maka dengan sendirinya pelapisan sosial terjadi. Sesuatu yang dihargai dalam masyarakat bisa berupa harta kekayaan, ilmu pengetahuan, atau kekuasaan.
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa pelapisan sosial adalah pembedaan antar warga dalam masyarakat ke dalam kelas-kelas sosial secara bertingkat. Wujudnya adalah terdapat lapisan-lapisan di dalam masyarakat diantaranya ada kelas sosial tinggi, sedang dan rendah.
Pelapisan sosial merupakan perbedaan tinggi dan rendahnya kedudukan atau posisi seseorang dalam kelompoknya, bila dibandingkan dengan posisi seseorang maupun kelompok lainnya. Dasar tinggi dan rendahnya lapisan sosial seseorang itu disebabkan oleh bermacam-macam perbedaan, seperti kekayaan di bidang ekonomi, nilai-nilai sosial, serta kekuasaan dan wewenang
Masyarakat terbentuk dari individu-individu.
Individu-individu yang terdiri dari berbagai latar belakang tentu akan
membentuk suatu masyarakat heterogen yang terdiri dari kelompok-kelompok sosial.
Dengan terjadinya kelompok sosial itu maka terbentuklah suatu pelapisan
masyarakat atau masyarakat yang berstrata.
Jika dilihat dari kenyataan, maka Individu dan Masyarakat
adalah Komplementer.
dibuktikan bahwa:
a) Manusia dipengaruhi oleh masyarakat demi pembentukan
pribadinya;
b) Individu mempengaruhi masyarakat dan bahkan bisa
menyebabkan perubahan besar masyarakatnya.
Menurut Pitirim A.Sorokin, Bahwa “Pelapisan Masyarakat
adalah perbedaan penduduk atau masyarakat ke dalam kelas-kelas yang tersusun secara
bertingkat (hierarchis)”.
Sedangkan menurut Theodorson dkk, didalam Dictionary of
Sociology, bahwa “Pelapisan Masyarakat berarti jenjang status dan peranan yang
relatif permanent yang terdapat didalam sistem sosial (dari kelompok kecil
sampai ke masyarakat) di dalam pembedaan hak, pengaruh, dan kekuasaan.
Masyarakat yang berstratifikasi sering dilukiskan sebagai suatu kerucut atau
piramida, dimana lapisan bawah adalah paling lebar dan lapisan ini menyempit ke
atas.
Dalam sistem kasta di Bali dikenal dengan
adanya pengelompokan masyarakat ke dalam 4 (empat) kasta yakni : Brahmana,
Ksatriya, Weisya, dan Sudra. Dalam hubungan keempat kasta ini masyarakat yang
berasal dari kasta triwangsa, yakni yang berasal dari kasta brahmana, ksatriya,
dan weisya sangat memegang peranan
dalam kehidupan masyarakat Bali, bahkan dalam era otonomi daerah dengan pelaksanaan Pilkada peranan kasta triwangsa juga sangat berperan penting dalam masyarakat untuk memilih Bupati/Wakil Bupati.
dalam kehidupan masyarakat Bali, bahkan dalam era otonomi daerah dengan pelaksanaan Pilkada peranan kasta triwangsa juga sangat berperan penting dalam masyarakat untuk memilih Bupati/Wakil Bupati.
Dalam pergaulan sehari-hari pun
masyarakat yang berkasta sudra berkedudukan sangat rendah. Seperti misalnya
seorang yang berasal dari kasta sudra harus menggunakan Sor Singgih Basa, untuk
menghormati kasta-kasta yang lebih tinggi. Dalam penggolongan kasta di Bali
dibagi menjadi 4 (empat) kelompok yaitu:
a. kasta Brahmana.
Kasta brahmana merupakan kasta yang
memiliki kedudukan tertinggi, dalam generasi kasta brahmana ini biasanya akan
selalu ada yang menjalankan kependetaan. Dalam pelaksanaanya seseorang yang
berasal dari kasta brahmana yang telah menjadi seorang pendeta akan memiliki
sisya, dimana sisya-sisya inilah yang akan memperhatikan kesejahteraan dari
pendeta tersebut, dan dalam pelaksanaan upacara-upacara keagamaan yang
dilaksanakan oleh anggota sisya tersebut dan bersifat upacara besar akan selalu
menghadirkan pendeta tersebut untuk muput upacara tersebut. Dari segi nama
seseorang akan diketahui bahwa dia berasal dari golongan kasta brahmana,
biasanya seseorang yang berasal dari keturunan kasta brahmana ini akan memiliki
nama depan “Ida Bagus untuk anak laki-laki, Ida Ayu untuk anak perempuan,
ataupun hanya menggunakan kata Ida untuk anak laki-laki maupun perempuan”. Dan
untuk sebutan tempat tinggalnya disebut dengan griya.
b. Kasta Ksatriya
Kasta ini merupakan kasta yang
memiliki posisi yang sangat penting dalam pemerintahan dan politik tradisional
di Bali, karena orang-orang yang berasal dari kasta ini merupakan keturuna dari
Raja-raja di Bali pada zaman kerajaan. Namun sampai saat ini kekuatan
hegemoninya masih cukup kuat, sehingga terkadang beberapa desa masih merasa
abdi dari keturunan Raja tersebut. Dari segi nama yang berasal dari keturunan
kasta ksariya ini akan menggunakan nama “Anak Agung, Dewa Agung, Tjokorda, dan
ada juga yang menggunakan nama Dewa”. Dan untuk nama tempat tinggalnya disebut
dengan Puri.
c. kasta Wesya
Masyarakat Bali yang berasal dari
kasta ini merupakan orang-orang yang memiliki hubungan erat dengan keturunan
raja-raja terdahulu. Masyarakat yang berasal dari kasta ini biasanya merupakan
keturunan abdi-abdi kepercayaan Raja, prajurit utama kerajaan, namun terkadang
ada juga yang merupakan keluarga Puri yang ditempatkan diwilayah lain dan
diposisikan agak rendah dari keturunan asalnya karena melakukan kesalahan
sehingga statusnya diturunkan. Dari segi nama kasta ini menggunakan nama
seperti I Gusti Agung, I Gusti Bagus, I Gusti Ayu, ataupun I Gusti. Dinama
untuk penyebutan tempat tinggalnya disebut dengan Jero.
d. Kasta Sudra
Kasta Sudra merupakan kasta yang
mayoritas di Bali, namun memiliki kedudukan sosial yang paling rendah, dinama
masyarakat yang berasal dari kasta ini harus berbicara dengan Sor Singgih Basa
dengan orang yang berasal dari kasta yang lebih tinggi atau yang disebut dengan
Tri Wangsa. Sampai saat ini masyarakat yang berasal dari kasta ini masih
menjadi parekan dari golongan Tri Wangsa. Dari segi nama warga masyarakat dari
kasta Sudra akan menggunakan nama seperti berikut :
- Untuk anak pertama : Gede, Putu,
Wayan.
- Untuk anak kedua : Kadek, Nyoman,
Nengah
- Untuk anak ketiga : Komang
- Untuk anak keempat : Ketut
Dan dalam penamaan rumah dari kasta
ini disebut dengan umah.
Dengan uraian yang telah disampaikan
di atas dalam penulisan makalah ini yang dimaksud dengan struktur kekuasaan
dalam masyarakat Bali adalah struktur yang tercipta dalam kehidupan masyarakat
Bali yang menciptakan elit-elit lokal dalam kehidupan masyarakat Bali.
FAKTOR PENYEBAB STRATIFIKASI SOSIAL
Stratifikasi(pelapisan) sosial dapat
muncul dengan sendirinya sebagai akibat dari proses yang tejadi dalam
masyarakat. Beberapa kondisi umum yang mendorong terciptanya stratifikasi
sosial dalam masyarakat menurut (huky 1982) adalah sebagai berikut.
1. Perbedaan ras dan budaya. Perbedaan
ciri biologis seperti warna kulit, latar belakang etnis dan budaya dalam
masyarakat tertentu dapat mengakibatkan kelas-kelas sosial tertentu. Misalnya
kelas sosial atas dasar wana kulit pada masyarakat Afrika selatan pada
Apartheid atau anggapan masyarakat Eropa sebelum perang dinia II. Pada masa
itu, kaum kulit putih dianggap sebagai lapisan masyarakat paling atas.
2. Pembagian tugas yang
terspesialisasi. Spesialisasi berkaitan dengan fungsi kekuasaan dan status
dalam stratifikasi sosial. Perbedaan posisi atau status masyarakat berdasarkan
pembagian kerja ini terdapat dalam setiap masyarakat, baik masyarakat primitive
ataupun masyarakat yang sudah maju.
3. Kelangkaan. Stratifikasi lambat laun
terjadi karena alokasi hak dan kekuasaan yang jarang atau langka. Kelangkaan
ini terasa bila masyarakat mulai membedakan posisi, alat-alat kekuasaan, dan
fungsi-fungsi yang ada dalam waktu yang sama. Kondisi yang mengandung perbedaan
hak dan kesempatan diantara para anggota masyarakat dapat menciptakan
stratifikasi sosial.
4. Faktor budaya suatu daerah yang
masih kental dengan adat istiadat yang turun temurun dalam lingkungan mereka.
Sumber referensi
http://books.google.com/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar